Indri adalah seorang penyiar di salah satu radio swasta, memang radio itu tidak terlalu besar. Tapi dia sangat suka pekerjaannya. Kebetulan
saat itu indri mendapatkan jatah siaran malam hari, tepatnya dari pukul
10 mlm sampai 1 dini hari. Indri pun menjalani jam siarannya. Ternyata
ketika siaran di radio itu hanya ada dia dan produser siarannya. Karena
lewat jam 11 malam. Semua crew radio sudah pulang.Ini
tentu saja membuat indri sedikit merasa tidak nyaman. Tapi dia tetap
harus profesional menjalaninya. Sejauh ini dia senang menjalaninya. Sampai saat suatu malam, saat siaran telpon radio itu berdering. Saat itu sekitar pukul 12.01 malam. Indri pun mengangkatnya. "Iya
halo, siapa ini?" jawab indri khas penyiar radio. Tetapi suara di
seberang hanya terdengar seperti bisikan dan sesekali terdengar suaraTawa
cekikikan. Indri pun merasa ada yg tidak beres. Dan ketika ia ingin
menutup telponnya,terdengar suara menyahut di telpon.Suaranya lirih. "Halo"
jawab penelpon. Mendengar nada suara si penelpon, membuat indri
merinding.Tp dia coba untuk tidak terlihat gugup. "Dengan siapa ini?". "Saya
mira" jawab penelepon. "Oke mira tinggal di mana dan mau cerita atau mau
request lagu?" Tambah indri dengan nada sedikit bergetar.Saya tinggal di jln. Cipinang baru no 12. Saya mau di putarkan lagu….” Tiba2 dr seberang terdengar suara cekikikan yg panjang indri
terpekik mendengarnya, langsung saja ia lemparkan headphones nya karena
tidak tahan. Tak lama telpon terputus. Melihat hal itu, sangOprator
dengan sigap mengganti denga lagu. Indri terduduk kaku, bulu kuduk nya
merinding. Ia bertanya2 siapakah td yg menelpon. Sang opratorpun
tak kalah ketakutannya. Setelah lagu selesai, indri pun melanjutkan
siarannya. Dia berusaha mengatur nada suaranya, karena saat itu iaSangat
ketakutan. Tetapi untung sampai selesai jadwal siarannya usai, si
penelpon tidak lagi menelpon. Indri pun pulang dengan tergesa2.Tetapi
baru saja keluar dari parkiran kantor radionya, indri melihat ada
seorang wanita sedang memperhatikannya di seberang jalan yg gelap.Melihat
hal itu indri semakin ketakutan dan memacu kendaraannya dengan cepat,
meninggalkan tempat itu. Indri jadi sedikit takut untuk siaran. Tetapi
terror si penelpon masih berlanjut. Pada sesi siaran berikutnya,
seperti biasa indri siaran dengan ceria. Padahal ia masih ketakutan. Akibat
kejadian yg ia alami. Dan benar saja, tepat pada pukul 12.01 malam
telpon kembali berdering. Dengan ragu2 indri pun mengangkatnya. "Halo,
siapa dan dimana?" Sapa indri dengan nada bergetar. "Halo, saya mira"
jwb si penelpon. Mendengar itu indri merasa seperti lemas. "
Iya, mira mau berbagi cerita atau mau request lagu?" tambah indri
dengan nafas yg tak beraturan. " Hihihihi saya, saya, saya" jwb mira. Dengan
suara tawa yg menyeramkan. Mendengar itu indri terpekik menahan nafas.
Tak lama setelah itu dr seberang telpon terdengar suara Wanita
bersenandung, dengan nada yg lirih dan sangat menyedihkan. Karena sudah
tdk kuat menahan takut, indri menutup telponnya. Dan berhentiSiaran,saat
itu juga ia meminta kepada opratornya untuk mengganti dngn lgu sampai
jam siaran ia berakhir.Kemudian ia memutuskan untuk pulang. Sayangnya
belum beberapa meter indri meninggalkan kontor radionya, mobil indri di
hadang oleh seorang wanita berpakaian serba merah.Dengan
mata menatap tajam, terlihat 2 mahluk besar berdiri di belakangnya
wanita berbaju merah. Mahluk itu hitam legam dan berbulu lebat. Mahluk
hitam itu bermoncong seperti babi, dan matanya merah menyala. Sang
wanita bergaun merah pun tertawa menyeringai. Melihat hal ituIndri
teriak ketakutan, dan menutup wajahnya diantara stir mobilnya. Nafasnya
tersengal2. Setelah beberapa menit indri menunduk, akhirnyaIa
memberanikan diri untuk melihat ke tempat d mana wanita bergaun merah
dan 2 mahluk hitam itu berdiri.ternyata mahluk itu sudah menghilang. Indri
pun tancap gas meninggalkan tempat itu. Keesokannya indri benar2
ketakutan untuk siaran, tetapi karena sudah menjadi kewajibannya. Ia
pun tetap melaksanakan tugasnya, malam itu indri tidak banyak berbicara
dalam sesi siarannya. Tepat pukul 12.01 telpon kembali borderingSeketika
itu juga indri terdiam,jantungnya berdegup kencang.Apakah ini mira si
penelpon misterius yg selama ini menerrornya? Ia benar2 takut. Dengan
ragu2 indri mengangkatnya, “halo” sapa indri dengan nada bergetar. Di
seberang hanya terdengar suara seorang wanita bersenandung …."Siapa
ini! Tolong jangan main2" jawab indri dengan nada tersengal2. "Hihihi,
saya mira". Ketika itu juga indri seperti di sambar petir!Indri
pun memberi aba2 kepada oprator untuk tidak memasukan suara telpon ke
radio, setelah jaringan terputus indri pun membentak si penelpon. tdk
lama kemudian indri mendapatkan jawaban yg membuat ia melepaskan gagang
telpon yg sedang ia pegang.”Saya akan ikut anda pulang mlm ini”. Mendengar
hal itu indri terduduk lemas, ia teringat akan wanita bergaun merah yg
mencegatnya pulang. Ternyata mahluk itu yg menelponnya tiapMlm.
Saat itu juga indri memutuskan untuk pulang, tetapi ketika ia dalam
perjalanan pulang. Indri merasa ada yg mengintainya diam2. Benar saja begitu ia melihat ke sepion mobilnya, ia melihat wanita bergaun merah itu memperhatikannya dari ujung jalan yg gelap.Mata
si wanita merah menyala, dan darah segar keluar dr mulutnya. Seketika
itu juga wanita bergaun merah itu menunjuk ke arah indri. Indri
benar2 ketakutan, seketika itu juga ia memacu mobil nya sangat kencang.
Keesokan hari nya, indri membuat surat permohonan berhentiSiaran,
karena ia sudah tidak tahan di terror oleh wanita berbaju merah itu.
Setelah selesai, ia pun datang ke kantor radio tersebut untukMengantar
surat pemberitahuan itu. Ternyata hari itu juga ia mendapat jawaban
atas terror yg ia terima selama ini. Menurut seorang OB. Wanita
bergaun merah itu adalah arwah wanita yg meninggal bunuh diri di salah 1
kantor yg masih satu gedung dengan radio tempat indri siaran. Konon
wanita itu di hamili bosnya sendiri, dan ketika bunuh diri. Ia melompat
dari atap gedung mengenakan gaun merah hadiah bos nya. Wanita
itu bernama mira, dan ia melompat dr atap sekita pukul 12.01 malam.
Kini indri tau mengapa ia selalu di telpon pukul 12.01. Seketika itu juga indri bergidik ketakutan, ia merasa bahwa keputusannya berhenti dr radio itu adalah keputusan yg tepat.
-end-
0 komentar:
Posting Komentar